![]() |
Perwakilan anak rantau Desa Tanjung Bunga memberikan komputer kepada kepala sekolah SD 33 Sitao-tao. |
Samosir(ST)
Setiap akhir semester, di sekolah-sekolah tingkat dasar (SD) Desa Tanjung Bunga terlihat beberapa orang yang menyerahkan bantuan beasiswa dan keperluan-keperluan bagi sekolah-sekolah tersebut. Mereka adalah para perantau Desa Tanjung Bunga yang tergabung dalam Hutatap Tanjung Bunga. Komunitas ini bermula dari grup facebook dengan nama yang sama. Grup facebook Hutatap Tanjung Bunga resmi diluncurkan pada tahun 2009.
Hutatap Tanjung Bunga yang didirikan oleh Ludovikus Nadeak, kini sudah memiliki total anggota sebanyak 551 orang. Seluruh anggota tersebut adalah warga Desa Tanjung Bunga baik yang berdomisili di perantauan dan di kampung halaman.
Diceritakan Ludovikus Nadeak, Hutatap Tanjung Bunga awal dibentuk dengan tujuan sederhana, yakni wadah berkumpul, bernostalgia, dan sharing sesama perantau dari Desa Tanjung Bunga. Seiring berjalannya waktu, komunitas ini memiliki visi dan misi yang lebih luas.
“Pada awalnya Hutatap Tanjung Bunga dibentuk hanya untuk wadah dan sarana komunikasi bagi sesama perantau dari Desa Tanjung Bunga. Akan tetapi kini Hutatap Tanjung Bunga sudah memiliki tujuan dan lebih berkembang ke arah edukasi dan sosial demi kemajuan kampung halaman yang lebih baik.”
Membuka lembaran masa lalu, masyarakat Desa Tanjung Bunga, khususnya para pelajar sangat terkenal kecerdasannya dengan banyaknya merebut “juara” di SMP, SMU atau Sederajat, Akademi, Universitas, dan Akabri. Sayangnya, bila melihat kenyataan sekarang ini sudah sangat berkurang pencapaian juara para pelajar (generasi) Tanjung Bunga.
“Hal ini tentunya menimbulkan keprihatinan, kegelisahan dan tanggung jawab dari kita yang berasal, lahir, bertumbuh, berkembang dan hidup di Tanjung Bunga. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan peduli?,” kata Ludovikus Nadeak, karyawan PT. Telkomsel pusat Jakarta.
Didasari kegelisahaan itu, membuat para generasi Desa Tanjung Bunga yang telah sukses baik di perantauan dan di kampung halaman menggagas sebuah ide untuk bersama-sama bahu membahu mengembangkan sumber daya manusia masyarakat Desa Tanjung Bunga dari usia dini menjadi generasi yang unggul dan padu.
Diawali dengan dibentuknya sebuah grup di media sosial, facebook dengan nama, “Hutatap Tanjung Bunga.” Lewat grup ini, para generasi Tanjung Bunga yang berjauhan di perantauan bersatu menyumbangkan pemikiran, ide, dan materi untuk memajukan generasi-generasi muda yang tinggal di kampung halaman.
Berbagai program pun dikonsep dan diadakan. Salah satunya yang rutin diadakan adalah program beasiswa motivasi dan semangat juara. Program ini bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia Desa Tanjung Bunga dari usia dini (sekolah dasar).
“Adapun bentuk program ini adalah setiap juara I (satu) mulai kelas I sampai dengan VI untuk 3 Sekolah Dasar (SD) di Tanjung Bunga yakni SD N 4 Tanjung Bunga, SD N 24 Tanjung Bunga, dan SD 33 Sitaotao. Nilai Beasiswa sebesar Rp. 100.000 sampai dengan Rp. 200.000, per orang (Besaran nilai Beasiswa tergantung jumlah Dana kita,” kata Ludovikus kepada Batak Raya, saat ia diwawancarai pada 3 Februari 2016.
Lanjutnya, selain memberikan beasiswa kepada para siswa, juga diberikan ucapan terima kasih kepada para guru yang mendidik generasi muda Tanjung Bunga. Tak hanya itu, tiap tahunnya juga diadakan pengadaan perangkat komputer di ketiga SD yang ada di Desa Tanjung Bunga.
Adapun sumber pendanaan program ini bersumber dari sumbangan minimal Rp. 25.000/bulan per orang dari setiap perantau dari Tanjung Bunga. Program ini sudah dimulai sejak bulan Juli 2009 lalu. Pelaporan program kegiatan ini pun sangat transparan dimana setiap program yang diadakan akan dikomunikasikan secara transparan, jujur dan bertanggungjawab melalui Facebook dengan Group HUTATAP TANJUNG BUNGA, sms dan telepon real time.
“Laporan dana akan dilaporkan secara bulanan dan akan diusahakan untuk mengkomunikasikannya sesering mungkin melalui facebook dan sms,” terang Ludovikus.
Agar setiap program yang akan diadakan dapat dimonitoring dengan baik, Grup Hutatap Tanjung Bunga ini memiliki koordinator baik yang tinggal di kampung halaman dan di perantauan. Yakni di Desa Tanjung Bunga ditangani oleh Renaldi Naibaho dan Tunggul Nadeak, untuk wilayah Jakarta, Ludovikus Nadeak, Martahi Nadeak, Marjono Naibaho, dan Melida Sitanggang. Di Kalimantan, Person Sihaloho, dan Lisner Malau. Di Medan, Gilbert Naibaho, dan Salen Sitanggang. Dan di Pekanbaru, Jorminal Sitanggang.
“Selain program beasiswa yang rutin kita adakan, banyak lagi hal yang perlu kita perhatikan di kampung halaman kita tercinta, salah satunya: juma/robean (ladang) tempat menanam dan memanen bawang, yang memberi nafkah kehidupan bagi masyarakyat Tanjung Bunga, itu juga menjadi tinggal kenangan,” kata Ludovikus.
Lanjutnya, sekarang kalau kita memandang “juma” kita, sangat teriris, pedih hati melihat karena sudah menjadi semak belukar tempat bersarang aili (Babi Hutan). Untuk itulah, proses untuk mempelajari, menganalisa dan mengembangkan kampung kita perlu bahu membahu dan membutuhkan sumber daya manusia yang unggul dan padu.
Itu sebabnya kita mesti memotivasi dan memberi semangat kepada pelajar (generasi) Desa Tanjung Bunga yang sekarang melalui program beasiswa. “Kita harus bangkit dari semua kepedihan dan keprihatinan ini, dengan suatu langkah awal kecil untuk memotivasi dan memberi semangat kepada adik-adik kita pelajar,” serunya.
"Sungguh suatu kebahagiaan apabila kita dapat membantu, memotivasi dan memberi semangat buat sesama kita, khususnya adik-adik kita, generasi penerus Tanjung Bunga. Besar harapan kita langkah awal ini akan membuat sesuatu yang luar biasa di masa depan dengan melihat generasi unggul dan padu dari Tanjung Bunga. Mari Kita Tatap Tanjung Bunga, kampung halaman tercinta. Horas..Horas…Horas,” tutup Koordinator Hutatap Tanjung Bunga itu.
SUARA TOBA/SBS.