![]() |
Statistik laga final piala dunia 2018 antara Perancis vs Kroasia |
Samosir(ST)
Tak ada yang lebih menjengkelkan dalam bermain sepak bola yang dibatasi oleh waktu, ketika tim yang menguasai jalannya pertandingan, tetapi gagal menjadi juara. Rasanya ingin protes. Itulah mungkin yang dirasakan Kroasia saat harus ditekuk Perancis 2-4 di laga puncak final piala dunia 2018.
Lazimnya, ada korelasi antara banyaknya jumlah goal attempts dengan shot on target, yang bila dimaksimalkan dapat menjadi peluang demi peluang untuk mencetak gol. Namun teori ini tak mampu diwujud Kroasia di atas lapangan.
Jika ditilik dari data statistik penguasaan bola di lapangan, Kroasia sebenarnya cukup memegang kendali dalam pertandingan final Piala Dunia 2018 melawan Perancis. Mereka mencatatkan penguasaan bola sebanyak 66% berbanding 34% milik Perancis. Mereka juga mencatatkan tembakan yang cukup banyak, meski beberapa di antara tendangan tersebut lebih banyak yang tidak mengarah ke gawang. 14 tendangan dan 4 tendangan yang mengarah ke gawang.
Para pemain Vatreni (Sebutan timnas Kroasia) pun mampu mengalirkan bola dengan baik dalam pertandingan tersebut. Kesatuan Modric dan tim pun sudah terlihat. Namun, mereka tidak mampu memanfaatkan peluang yang didapat menjadi salah satu penyebab kesalahan Kroasia dalam pertandingan ini.
Perancis Layak Juara
Mungkin bagi banyak orang, permainan Perancis sangat membosankan, lebih condong memainkan bola mati dan serangan balik. Terlebih jika kita melihat ke belakang sejak babak penyisihan grup, Les Bleus tak pernah memenangi penguasaan bola, tetapi mendapat hasil yang diharapkan.
Di fase gugur, Prancis juga membiarkan lawan memegang kendali permainan. Argentina mereka buat kocar-kacir lewat serangan balik kilat dan kecepatan lari Kylian Mbappe. Begitu juga saat memulangkan Uruguay di perempat final. Bahkan saat di semifinal, pemain Belgia dibuat frustrasi oleh permainan Perancis.
Namun dari sisi tujuan sepakbola, Perancis layak juara. Mengapa? Perlu digarisbawahi bahwa ketika sepakbola dimulai berabad-abad yang lalu, ada satu tujuan dari sepakbola yakni tentang memasukkan bola ke gawang lawan dan menjaga agar bola tak masuk gawang anda. Dengan kata lain, untuk jadi juara tak harus memeragakan gaya main cantik dan atraktif.
Dengan komposisi pemain Perancis yang ada saat ini bertabur bintang, bukan tidak bisa mereka memperagakan permainan indah penguasaan bola. Namun mereka lebih memilih strategi yang lebih baik untuk memenangi laga. Itu mengapa mereka tidak begitu ngotot untuk menguasai lapangan.
Perancis berhasil menampilkan performa yang sesuai dengan napas utama sepakbola: membiarkan Kroasia mengendalikan permainan dan menghujani gawang mereka dengan tembakan demi tembakan. Kokohnya pertahanan Perancis memaksa Kroasia untuk membongkar pertahanan lawan sedikit demi sedikit. Dan itu yang diinginkan Perancis. Menjebak Kroasia dalam perangkap penguasaan bola yang semu.
Lewat kecepatan dan kepaduan lini depan Perancis yakni Griezmann, Mbappe, Pogba, Giround, mereka mengambil keuntungan dari kelengahan Kroasia untuk membobol gawang mereka sebanyak mungkin. Dan itu terbukti berhasil menyarangkan dua gol di babak kedua ke gawang Kroasia. Dan dua gol di babak pertama lewat bola mati dan pinalti.
Sekali lagi, kemenangan dalam permainan sepak bola, tak cukup hanya mengandalkan permainan indah penguasaan bola. Penguasaan bola memang perlu, tetapi perlu ditunjang dengan faktor-faktor lainnya, yakni penyelesaian akhir yang bisa berbuah gol.
Gaya dan semangat itu ditunjukkan Les Bleus. Mereka hanya perlu menguasai bola sekitar 34% dan melepas tujuh tembakan dan enam tembakan ke arah gawang, tetapi sangat efisien dengan mencetak empat gol. Lini belakang Prancis juga disiplin. Kroasia boleh saja menguasai bola sampai 66% dan mengoper 529 kali, dua kali lipat daripada umpan yang dicatat pemain Les Bleus. Namun, Vetrani hanya bisa mencetak dua gol.
Itulah tujuan sepakbola. Jika anda tidak setuju, tunggu diganti dulu tujuan utama sepakbola dan meniadakan gawang di lapangan. Sehingga kemenangan sebuah tim ditentukan lewat permainan indah dalam penguasaan bola yang lebih banyak.
Selamat atas gelar kedua juara dunia buat Perancis. Dan torehan sejarah baru bahwa Kroasia keenam kalinya bertemu, tidak pernah bisa meraih kemenangan saat melawan Perancis.
SUARA TOBA/SBS.