![]() |
Terbitan Harian Jaya Pos edisi Senin, 6-12 Agustus 2018. |
Samosir(ST)
Disalur dari Harian Jaya Pos edisi Senin, 6-12 Agustus 2018, dengan judul, "Diberitakan Kapal Pesiar Danau Toba Rusak, Kadis Pariwisata Sebut Hoak." Di dalam berita tersebut dikatakan bahwa pernyataan yang dilontarkan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir terkait pemberitaan bahwa kapal Pesiar Danau Toba rusak secara misterius, adalah hoaks, bertolak belakang dengan pernyataan Kabid Pengendalian Usaha Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir, sebagaimana surat resminya yang pernah dilayangkan kepada salah satu kumpulan marga di daerah itu.
Berawal dari kunjungan Keluarga Besar Punguan Limbong Sihole Rumanahor Sejabodetabek ke Bona Pasogit pada 7-8 Juli 2018 lalu, yang mengalami kekecewaan akibat kapal pesiar milik Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir yang telah dibooking oleh rombongan itu, namun oleh pihak manajemen mengatakan bahwa kapal sedang mengalami kerusakan, kini berbuntut panjang.
Pengendalian Usaha Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir dalam surat resminya yang dilayangkan kepada Kumpulan Marga Limbong, beberapa waktu lalu, yang intinya permintaan maaf atas peristiwa itu.
Sehingga, akuntabilitas jajaran Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir diragukan atas ketidaksinkronannya dalam memberikan penjelasan kepada masyarakat, terutama bagi wisatawan yang berkunjung ke sana.
Begitu mengetahui bahwa masalah ini diekspos di media, Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Kabupaten Samosir, Ombang Siboro, pun meradang. Dalam pernyataannya menyebutkan bahwa berita itu adalah hoaks alias tidak benar alias berita bohong.
Hal ini pun mendapat respon pedas dari Aktivis Muda Government Againts Corruption and Discrimination (GACD), Leonardus Pasaribu SH. Dirinya lalu mengkritisi kinerja Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir.
Dalam kesempatan bincang-bincang dengan Jaya Pos, di Jakarta, belum lama ini menyebut program Pemerintah Jokowi yang akan menjadikan Pulau Samosir dan Danau Toba-nya Monaco-nya Indonesia, tidak mendapat dukungan sepenuhnya dari pemerintah setempat.
Leo-sapaan akrabnya bahkan menuding pola manajemen pemerintahan di Kabupaten Samosir harus segera diperbaiki demi menyambut program pemerintah pusat tersebut.
“Jangan sia-siakan kesempatan istimewa ini. Sesungguhnya jika dikelola dengan baik dan benar, maka keindahan Danau Toba dengan pasir putihnya akan mampu menandingi pantai di Pulau Bali,” tegasnya.
Satu hal yang perlu diperhatikan, menurut Leo, adalah potensi alam dan SDM, agar senantiasa dibina dan jangan sampai begitu ada wisatawan datang, menjadi jera akibat sifat dan tingkah laku masyarakat setempat, apalagi menyangkut moda transprotasi, adalah hal utama yang butuh perhatian pemerintah.
Seperti terjadi belum lama ini, tenggelamnya KM Sinar Bangun hingga merenggut nyawa ratusan orang. Lalu, siapa yang dipersalahkan, pemerintah daerah setempat atau pengelola/pemilik kapal kah?
Disebutkan, bukan malah berdalih demi menjaga keselamatan pelayaran dengan menyebut ‘ada kerusakan teknis’ lalu mengurungkan niat para wisatawan untuk menggunakan sarana transportasi yang ada. “Apalagi ini sudah dibooking, tentu pihak pengelola sudah mempersiapkan kapal sebelumnya, itu menurut saya,” tegasnya.
“Kapal pesiar yang disediakan oleh pihak pemerintah dengan bentuk rumah adat batak itu, merupakan sarana penting bagi wisatawan untuk berdarma wisata yang ingin mengelilingi Danau Toba, sehingga hal ini harus diperhatikan,” imbuhnya.
Intinya banyak hal yang perlu dibenahi, selain sarana dan prasarana juga karakter masyarakat setempat agar jangan sampai ada momok “Batak Keras” namun sesungguhnya orang batak itu berhati lembut. “Jika mau maju, maka kita harus merubah minset ini,” ajaknya.
Menyangkut masalah adanya perbedaan pernyataan antara Kepala Dinas Pariwisata Ombang Siboro dengan Kepala Bidang Pengendalian Usaha Pariwisata, Robintang Naibaho, dirinya meminta agar mendapat perhatian serius dari Bupati Samosir Rapidin Simbolon, sehingga masyarakat tidak dipusingkan dengan pernyataan itu dan pariwisata Samosir semakin maju sesuai harapan bersama.
SUARA TOBA.