![]() |
Samosir(ST)
Disalur dari Harian Andalas, dikatakan bahwa Samosir Music International yang dilaksanakan setiap Agustus di panggung utama Open Stage Tuktuk, Kecamatan Simanindo menjadi tontonan monoton, yang tak ada perkembangannya dari tahun ke tahun meski selalu menelan anggaran dari APBD Kabupaten Samosir.
Disalur dari Harian Andalas, dikatakan bahwa Samosir Music International yang dilaksanakan setiap Agustus di panggung utama Open Stage Tuktuk, Kecamatan Simanindo menjadi tontonan monoton, yang tak ada perkembangannya dari tahun ke tahun meski selalu menelan anggaran dari APBD Kabupaten Samosir.
"Rangkaian acara Samosir Music International yang digelar Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir dari tahun-tahun selalu sama alias monoton," beber Ranto Limbong, Koordinator LSM Komisi Pemantau Pembagunan dan Perpajakan Indonesia (KPPPI), Minggu (26/8).
Menurutnya, Samosir Music Internasional sebagai rangkaian Horas Samosir Fiesta, Dinas Pariwisata selaku penyelenggara diduga tersandera dengan hubungan harmonis dengan pihak-pihak mendatangkan penyanyi dari luar negeri sehingga penyanyinya yang itu-itu saja.
Meski acara itu dapat mendatangkan ribuan pengunjung, tapi Dinas Pariwisata sepertinya kurang kreatif dalam hal pemilihan para penyanyi.
"Samosir Music Internasional bagaikan pertunjukan utama dari penyanyi multi talenta Herman Delago setiap tahun di Open Stage Tuktuk. Jika bisa memberi saran, melalui networking (jaringan) Kepala Dinas Pariwisata bisa melobi penyanyi mancanegara lainya," imbuh Ranto.
Ranto menyakini, acara yang selalu dianggap spektakuler setiap tahun itu, tak ada perubahannya sama sekali. Baik dari satu sesi acara hingga ke sesi acara lainnya. Kondisi ini membuat sejumlah warga yang menyaksikan acara itu menganggap biasa-biasa saja lantaran tak ada perubahan menonjol.
Kepala Dinas Pariwisata boleh berbangga hati dengan antusiasme pengunjung. Namun perlu diketahui ribuan pengunjung memadati Open Stage Tuktuk, karena minimnya acara hiburan khususnya di kawasan Danau Toba.
"Coba dulu dilaksanakan Samosir Music Internasional di kota-kota besar dengan penyanyi yang itu-itu saja setiap tahun, antusiasme pengunjung pasti menurun," ujar Ranto.
Dikatakan, melalui acara tersebut seharusnya ada beberapa lagu baru yang dinyanyikan baik itu melalui aransemen menjadi lagu daerah. Semisal menggali budaya dan sejarah suatu objek wisata untuk dinyanyikan artis.
"Dari tahun ke tahun monoton, itu-itu saja. Sampai masyarakat hapal. Padahal menelan anggaran tak sedikit. Jika ada hiburan digelar pihak swasta di hari yang sama. Saya yakin rangkaian acara ini sepi," sebutnya.
Sebelumya, Samosir Music International dalam rangkaian Horas Samosir Fiesta 2018 dilaksanakan di Open Stage Tuktuk Kecamatan Simanindo disaksikan dan dihadiri ribuan pengunjung dari berbagai daerah, Sabtu (25/08).
Bupati Samosir, Rapidin Simbolon menyampaikan, Samosir Music International ini menjadi momentum yang sangat baik bagi pariwisata Danau Toba. Dia mengapresiasi seluruh pihak atas support dan bantuan fasilitasi dari pemerintah kabupaten, BPODT serta seluruh musisi yang akan tampil.
"Para pengunjung diharapkan mau mempromosikan atau menceritakan apa yang baik di Samosir dan yang kurang baik dapat disampaikan kepada pemerintah.
Samosir Music International diisi para musisi lintas negara seperti Herman Delago, Nadine Beiler, JB’S Band Austria, Bernadetta Astari asal Belanda.
Para musisi ini berkolaborasi dengan sederet artis tanah air seperti pianis Yosephine Madju, Viky Sianipar, Alsant Nababan, Louis Sitanggang, Tongam Sirait, Jajabi Band, Boraspati Group dan Halak Hita Group.
SUARA TOBA/SBS.