![]() |
Kepala Desa Simbolon Purba, Rulia Simbolon saat berkoordinasi dengan pendamping Desa, PLD dan PMD Kecamatan Palipi. |
[Dikutip dari Tabloid Lokal Samosir, Pos Roha, tabo jahaon. Penulis: Suriono Brandoi Siringoringo].
Samosir(ST)
Meski usianya sudah menginjak usia senja, 80 tahun namun ia masih dipercaya mengemban tugas sebagai Kepala Desa Simbolon Purba, Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir. Namanya Rulia Simbolon (Oppung Rogel Martupa). Ia sudah dua periode menjadi kepala desa.
Sebelum menjadi kepala desa, ia bekerja sebagai guru SD di kampungnya. Ia dikenal sebagai pribadi yang mudah bergaul kepada siapa pun juga memiliki sikap yang tegas dan tidak neko-neko. Kepribadiannya yang unik itu menjadikannya sebagai pemimpin yang dihormati dan disenangi masyarakatnya.
Kepada Pos Roha, saat diwawancarai di rumahnya, pada 20 Mei 2015, ia menceritakan bahwa awal mula menjadi kepala desa bukan karena mencalonkan diri melainkan karena permintaan masyarakat desa Simbolon Purba. Sekitar tujuh tahun yang lalu, kala Oppung Rogel baru beberapa saat pensiun dari profesinya sebagai guru SD, di kampungnya akan diadakan pemilihan kepala desa.
Saat itu sudah ada lima orang yang mencalonkan diri namun karena masyarakat merasa kurang tertarik dengan kelima calon, setelah membaca peraturan dan syarat serta usia yang berhak menjadi calon kepala desa mininal berumur 25 tahun dan usia maksimal tidak terbatas, lantas masyarakat pun membujuk Oppung Rogel untuk maju dalam bursa calon kepala desa.
Awalnya ia menolak, selain karena faktor usia, bila nantinya menjadi kepala desa, anak-anaknya yang kebanyakan berada di perantauan tidak akan mengizinnya. Namun karena desakan warga, dan tanpa meminta pendapat dari anak-anaknya tentang pencalonannya, ia pun bersedia. Esoknya, ia pun diantarkan warga untuk mendaftar sebagai calon kepala desa.
Kala kelima calon lainnya mengetahui bahwa Oppung Rogel ikut dalam pertandingan, mereka pun mengundurkan diri sebelum bertarung. Sehingga ia pun menjadi calon tunggal dan diangkat menjadi kepala desa.
“Saya tidak tahu alasan mereka mundur, bahkan duduk di samping saya saat pemilihan pun yang kala itu tidak jadi diadakan pemungutan suara karena calon tunggal, tidak mau,” kata Oppung Rogel.
Setelah habis masa jabatannya pada periode pertamanya, ia juga meminta untuk tidak lagi menjadi kepala desa, namun warganya memohon agar tetap menjadi kepala desa sehingga ia pun menjabat kembali sebagai kepala desa.
Selain sebagai kepala desa yang dicalonkan warganya, ia juga berstatus sebagai kepala desa tertua se-Sumatera Utara. Hal tersebut diungkapkan Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujakesuma saat pertemuan kepala desa se-Sumatera Utara di Medan pada beberapa tahun lalu. Menurut Oppung Rogel, Gatot terkejut saat mengetahui bahwa ada kepala desa yang sudah berusia senja.
Selama menjabat sebagai kepala desa, Oppung Rogel berusaha memperjuangkan aspirasi warganya yang kebanyakan bermukim di perbukitan tentang kebutuhan air. Selain peduli dengan warganya, ia juga peduli terhadap warga lain. Pernah suatu hari terjadi perkelahian di sebuah desa tetangganya yang berujung diadukan ke kepolisian. Mengetahui kejadian tersebut, tanpa diminta oleh siapapun, ia mendatangi kantor kepolisian untuk mendamaikan dan akhirnya kasus tersebut tidak jadi di proses lewat jalur hukum.
Tak hanya desa tetangga, dari kecamatan lain pun sering meminta tolong kepadanya untuk mendamaikan sebuah masalah yang terjadi. Karena seringnya ia diminta mendamaikan persoalan, polisi di Polres Samosir pun menjulukinya sebagai “Kepala desa untuk semua.”
SUARA TOBA/SBS.