Samosir(ST)
Ada tiga klasifikasi wartawan yang bertendensi negatif menurut T Agus Khaidir, wartawan senior Tribun Medan, yang telah menjelmakan stigma di tengah masyarakat, terutama masyarakat yang awam pada jurnalistik.
Juga yang membuat wartawan yang bekerja sejalan dengan cita-cita luhur, tidak terangkat ke permukaan, makin tersingkirkan dan tenggelam oleh gegap-gempita sepak terjang ketiga golongan wartawan sontoloyo ini. Bahwa yang namanya wartawan, ya, seperti mereka.
Ketiga jenis wartawan itu yakni, pertama Wartawan Gadungan yang disingkat 'Wargad'. Ada juga yang iseng menyebutnya wartawan 'CNN' alias 'Cuma Nengok Nengok' alias hanya melihat-lihat.
Penabalan julukan ini berangkat dari kebiasaan mereka: datang meliput, duduk diam entah mencatat bahkan entah mendengar atau tidak, lalu pulang, dan liputan ini tiada jelas pula kapan dan di media mana akan diterbitkan.
Yang kedua, Wartawan Amplop. Hampir mirip dengan wartawan gadungan. Hanya saja wargad bekerja semata mengharapkan amplop.
Sedangkan wartawan amplop tidak melulu begitu. Artinya, selain amplop, tepatnya apa yang berada di dalam amplop, mereka memiliki penghasilan lain.
Yaitu penghasilan tetap dari kantor masing-masing. Gaji bulanan. Sementara wargad, kebanyakan tidak digaji. Jika pun ada, hanya beberapa ratus ribu saja, plus (tidak semuanya) sejumlah eksemplar surat kabar, majalah atau tabloid.
Klasifikasi ketiga adalah Wartawan Proyek. Dibanding wartawan gadungan dan wartawan amplop, jenis wartawan yang satu ini lebih elitis. Mereka beredar di sekitar lingkaran kekuasaan. Baik pemerintahan maupun swasta.
Incaran mereka sesungguhnya sama saja dengan wartawan amplop. Namun dalam pukulan yang lebih besar, dan biasanya tidak dalam bentuk amplop lagi, tetapi dikirim langsung ke rekening. Tidak sedikit yang mendapatkan rutin setiap bulan, digaji persis seperti pegawai.
Wartawan-wartawan proyek pada umumnya berpenampilan necis. Berkemeja rapi licin bersetrika, celana bahan, sepatu runcing, seringkali pakai dasi dan rambut bersisir rapi.
Jangan harap mereka menulis berita. Jika pun ada, berita itu adalah berita yang terkaitpaut dengan tempatnya "bermain" proyek. Berita yang tak jarang pula bukan dia sendiri yang menuliskannya.
Nah, selain ketiga klasifikasi wartawan bertendensi negatif di atas, ternyata masih ada katanya klasifikasi lain wartawan yakni wartawan peliharaan, wartawan yang menginjak kawan agar naik dan wartawan yang bela siapa yang bayar.
Juga wartawan yang hanya bermodalkan kartu pers serta wartawan dengan banyak kartu pers. Seperti apa kira-kira mereka ini? Ada yang bisa menjelaskan?