![]() |
Ilustrasi. |
Oleh: Suriono Brandoi Siringoringo, SE.
Terhenyak dalam perenungan kesekian kalinya ketika kudapati sebuah perubahan telah melemparku ke atmosfir yang menyeramkan.
Terhenyak dalam perenungan kesekian kalinya ketika kudapati sebuah perubahan telah melemparku ke atmosfir yang menyeramkan.
Ada kepingan kecil ketidakselarasan yang kujadikan sebuah bongkahan pertentangan yang membara sebagai ketapel konfrontasi kepada siapa saja yang melintas di medan peperangan yang kukobarkan.
Aku tersadar bahwa identitas lamaku tlah lama menjadi berita usang sobekan koran tua di sudut tempat sampah di pinggiran yang kotor.
Bila masih ada waktu dan jantung berdetak sebagai tanda masih adanya kesempatan berubah, terbesit harapan yang besar ingin berkompromi dengan diri, jiwa dan raga untuk bersama-sama menaklukkan arus waktu.
Dengan mengarahkan secara tajam ke titik pusaran harapan dan impian menuju sinar terang-benderang dari kebahagiaan dan kesuksesan meraih hadiah-hadiah sang pencipta yang telah dirancang untuk ku raih.
Hingga nanti sangkakala ditiup, kuingin bersahabat tentang sesuatu hal yang menyebabkan semua mahluk di bumi ini tunduk dan ikut dengan arus yang ia gulingkan.
Tentang sesuatu hal yang secara nyata telah mengantar perjalanan hidup kita sejak awal mulanya, keluar dari rahim untuk memasuki fajar kehidupan.
Lalu mengantar manusia meraih mimpi-mimpi dan yang kini harus ikhlas diantarnya menuju pintu gerbang keabadian termasuk yang hingga saat-saat terakhirnya masih juga terlelap dalam mimpi-mimpi.
Kuingin tetap menuangkan karya terbaik, memberikan kasih sayang dan cinta dengan tulus dan ikhlas, memberikan seluruh hidup untuk sang pencipta dan menuangkan ke jalan kebenaran seluruh energi penghambaan untuk meraih ridhoNya.
SUARA TOBA.