St Renaldi Naibaho: Seorang Nabi Ditolak Di Kampung Halamannya -->

St Renaldi Naibaho: Seorang Nabi Ditolak Di Kampung Halamannya

Suriono Brandoi
Senin, 04 Februari 2019
Sintua Renaldi Naibaho saat membawakan khotbahnya pada ibadah kebaktian Minggu di HKBP Tanjung Bunga, 3/2.
Samosir (ST)
"Yesus tumbuh besar di Nazaret, namun Ia ditolak oleh masyarakat di sana. Mereka merasa kecewa karena Yesus yang melakukan berbagai mukjizat ternyata orang yang mereka kenal sejak kecil," kata Sintua (St) Renaldi Naibaho saat membawakan khotbah pada ibadah kebaktian Minggu HKBP Tanjung Bunga Resort Pangururan, 3/2.

Dalam firman Tuhan yang dikutip dari Injil Matius 13:53-58 itu, ia menyampaikan pada nas ini umat kristen diingatkan oleh Tuhan melalui apa yang dilakukan oleh mereka (Red-Nazaret) tidak dapat menerima status sosial Yesus yang bukan dari golongan terhormat dapat menjadi seorang yang memiliki kuasa untuk melakukan mukjizat. Karena itulah, Yesus mengatakan bahwa seorang nabi tidak diterima di tempat asalnya.

Di satu sisi, menjadi seorang yang dikenal orang banyak dapat menguntungkan karena kita memiliki jaringan pertemanan yang luas. Jejaring sosial itu dapat menolong kita saat membutuhkan sesuatu.

Di sisi lain, dikenal oleh banyak orang dapat menjadi hal yang tidak menguntungkan kita. Yesus dikenal oleh masyarakat Nazaret sejak kecil justru mengalami penolakan sehingga tidak memungkinkan Ia membuat banyak mukjizat.
Tata tertib ibadah kebaktian Minggu HKBP Tanjung Bunga.
"Tampaknya, penduduk Nazaret tidak dapat menerima kenyataan bahwa pembuat mukjizat itu adalah anak tukang kayu, tetangga mereka," terangnya.

Dijelaskan Ketua Renovasi Gereja HKBP Tanjung Bunga itu, tindakan penolakan tersebut merupakan hal yang lumrah terjadi. Sebab pada umumnya orang menilai seseorang berdasarkan apa yang tampak, seperti: status sosial, ekonomi, keturunan, relasi dengan orang berpengaruh, dan lain sebagainya.

Jarang sekali kita menilai berdasarkan kualitas pribadi dan potensi seseorang. Akibatnya, terjadilah penerimaan atau penolakan secara tidak masuk akal.

"Misalnya dalam dunia pekerjaan di mana seseorang diterima atau ditolak berdasarkan status, agama, relasinya dengan orang dalam, atau hal lain yang tidak ada hubungan dengan kualitas yang dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut," ujarnya.

Namun menurutnya, penolakan janganlah dijadikan alasan untuk menyerah. Kita harus bergiat untuk berkarya sekalipun ditolak. Seperti Yesus tidak berhenti berkarya, demikian pula kita jangan cepat menyerah. Jangan kita kalah dengan situasi tersebut! Sebaliknya, kita harus menang dengan cara menunjukkan kualitas kita," jelas Renaldi Naibaho.
Kondisi gereja HKBP Tanjung Bunga sebelum direnovasi.
Adapun isi khotbah Injil Matius 13:53-58 yang dibawakan yakni: 53. Setelah Yesus selesai menceriterakan perumpamaan-perumpamaan itu, Iapun pergi dari situ. 54. Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu?

55. Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? 56. Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?"

57. Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri dan di rumahnya." 58. Dan karena ketidakpercayaan mereka, tidak banyak mujizat diadakan-Nya di situ.

Ibadah di HKBP Tanjung Bunga yang hari ini berbahasa Indonesia tersebut, merupakan acara ibadah Minggu IV setelah Epiphanias. Dengan tema, "Injil yang membebaskan."

Meski kondisi gereja HKBP Tanjung Bunga yang saat ini dalam tahap renovasi, tampak puluhan jemaat bersemangat mengikuti ibadah.

SUARA TOBA/SBS.