Masih "Apa Adanya" Mengelola Danau Toba -->

Masih "Apa Adanya" Mengelola Danau Toba

Suriono Brandoi
Kamis, 07 Maret 2019
Danau Toba bukan tempat sampah.
Oleh: Suriono Brandoi Siringoringo, SE
Barangkali perhatian pemerintah pusat ke Danau Toba tidak lagi seperti tahun-tahun lalu. Ia tidak lagi dianaktirikan sebagai tujuan wisata domestik maupun mancanegara.

Kini perlakuan terhadapnya pun sudah seindah panorama yang dipancarkan kepada manusia. Terbukti, miliar rupiah digelontorkan pemerintah pusat guna menata Danau Toba sedemikian rupa.

Namun sayangnya respon kami yang tinggal di sekitar kawasan ini masih terkesan setengah hati. Tak satupun ada prakarsa kebijakan dan aksi kepeloporan untuk menyelamatkan kawasan Danau Toba.

Nyaris tidak ada inisiatif cerdas dan kreatif yang sifatnya komprehensif, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk menyelamatkan Kawasan Danau Toba.

Perusahaan raksasa "pengrusak hutan" masih kami kawani bahkan kami tiap tahun dapat bantuan dari mereka. Begitu juga dengan perusahaan pencemar air Danau Toba, masih begitu leluasa mengotori air yang sehari-harinya kami konsumsi. Dan lain sebagainya.

Ya, kami harus akui dalam mengelola dan menyelamatkan kawasan Danau Toba masih dengan “apa adanya”, salah satunya dengan menggelar ritual, pesta-pesta dan seremoni belaka.

Sepintas agenda tersebut terlihat mulia. Namun kalau ditelisik lebih mendalam, agenda pesta ini cenderung tak lebih dari sekadar agenda “ecek-ecek” karena pada akhirnya hanya menjadi ajang pencitraan elit, dengan menjadikan Danau Toba sebagai etalasenya.

SUARA TOBA.