Jangan Salah Pilih Wakilmu (Caleg) -->

Jangan Salah Pilih Wakilmu (Caleg)

Suriono Brandoi
Sabtu, 13 April 2019
Ilustrasi. (www.kompas.tv.com).
Pemilu serentak 2019 sudah di depan mata, tinggal empat hari lagi. Dalam kurun waktu satu tahun terakhir sejak ditetapkan KPU sebagai calon, para calon legislatif (caleg) bahkan calon presiden dan wakil presiden telah melakukan berbagai macam cara menemui konstituen guna mengkampanyekan dirinya masing-masing.

Tak ketinggalan, di Kabupaten Samosir misalnya, hampir di sepanjang pinggir jalan dihiasi berbagai baliho, spanduk juga stiker para caleg. Tentu hal itu lumrah-lumrah saja sebagai ajang mempromosikan figur mereka.

Namun yang jadi pertanyaan, seperti apakah harapan kita akan kualitas caleg mendatang? Barang tentu kita sepakat jangan sampai pemilu ini hanya menjadi panggung politik para caleg tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat.

Dalam konteks ini, seperti kita ketahui bersama, ada banyak oknum-oknum politisi yang datang sekali lima tahun hanya meminta dukungan, setelah duduk lalu melupakan janjinya untuk memperjuangkan aspirasi konstituennya.

Maka untuk menyukseskan gelaran pemilu, masyarakat diminta tidak hanya jangan golput namun yang terpenting adalah jangan salah memilih.

Masyarakat harus jeli dalam memilih dan tidak terpengaruh tipu-tipu dan iming-imingan calon legislatif (caleg). Harus dilihat rekam jejak dan latar belakang caleg agar cerdas dalam memilih.

Politisi yang mampu bekerja nyata memperjuangkan aspirasi rakyat harus diberi kesempatan untuk menjadi pelayan rakyat.

Masyarakat terlebih kelompok pemilih cerdas, jangan memberikan suara pada caleg hanya dengan pertimbangan-pertimbangan dangkal dan emosional.

Alasan-alasan objektif harus lebih kita kedepankan daripada alasan subjektif dalam memberikan dukungan dan suara kepada caleg.

Harus memperbanyak penelusuran rekam jejak rekam para caleg. Jika ia caleg petahana, perhatikan bagaimana kinerjanya selama ini. Petahana yang layak dipilih adalah mereka yang selalu ‘turun ke bawah’ dan rajin berdialog dengan rakyat.

Jika bukan caleg petahana, maka lihat kinerjanya sebelum menjadi caleg. Telusuri rekam jejak pengabdiannya dan lihat kedekatannya dengan berbagai lapisan masyarakat.

Salah satu pertimbangan memilih besar kecil harus juga dipertimbangkan calon putra daerah. Karena mengapa? Biasanya calon satu kampung kita yang tentu memiliki track record yang baik akan memiliki akar yang kuat di daerah asalnya.

Dan para konstituennya juga tentu lebih mudah menuntut pertanggung jawaban setelah terpilih nantinya.

Dan hal lain yang terpenting adalah soal kemampuan si caleg dalam menjalankan tugasnya saat duduk nanti. Para legislator itu tugasnya adalah legislasi, budgeting dan pengawasan.

Jika seorang caleg itu tidak memahami tugas-tugasnya, maka jangan harap aspirasi kita akan diperjuangkan.

Akhir kata bahwa perubahan itu harus dimulai dari tahap memilih caleg, yaitu masyarakat sendiri. Dengan memilih calon-calon wakil rakyat yang benar-benar berkemauan dan berkemampuan untuk memperjuangkan aspirasi rakyat.

Bukan memilih wakil rakyat yang sebenarnya tidak pernah serius bekerja untuk rakyat. Wakil rakyat yang hanya sibuk ingin mencari pekerjaan, status sosial, keuntungan materi, kenyamanan hidup, dan berbagai fasilitas kemewahan.

Jika memilih hanya karena iming-iming ini itu lantas kemudian memilihnya, sama saja dengan membiarkan caleg tersebut membawa aspirasi pribadinya saja tanpa terikat dengan kesepakatan emosional maupun intelektual terkait apa yang akan diperjuangkannya sebagai wakil rakyat.

Memang, tidak bisa semua aspirasi masyarakat diakomodir seorang legislatif dalam rentang waktu hanya 5 tahun. Tetapi dengan mengambil prioritas pada beberapa masalah strategis, seorang caleg dapat dianggap mewakili aspirasi rakyat di daerah pemilihannya.

Oleh karena itu, mari gunakan hak suara anda pada pemilu 17 April 2019 dengan tidak salah pilih. Kekeliruan dalam memilih akan berdampak terhadap kehidupan masyarakat Indonesia lima tahun ke depan dan itu menjadi tanggung jawab masyarakat sebagai pemilih.(Oleh: Suriono Brandoi Siringoringo, SE)
SUARA TOBA.