Apa yang kami katakan tak pernah didengar. Begitu pun yang kami tulis tidak dibacanya. Justru beribu syarat membuat sekarat. Ada apa sebenarnya dengan negeri sepotong surga di khatulistiwa ini?
Ketika kami dilanda bencana, ketika rakyat kecil dirudung duka, ketika semua orang berharap tanya mana yang benar dan mana yang salah, banyak sosok muncul seolah pakar berteriak-riak seakan benar. Seharusnya begini dan seharusnya begitu! Tapi ternyata semua hanya teori membingungkan.
Memang, disini tidak ada tentara dan amunisi kolonial. Tapi secara politik, ekonomi dan budaya, penjajahan itu terus berlangsung bahkan semakin dahsyat saja. Kenapa penjajahan berabad-abad itu, kita seperti "keenakan" dijajah?
Memang, disini tidak ada tentara dan amunisi kolonial. Tapi secara politik, ekonomi dan budaya, penjajahan itu terus berlangsung bahkan semakin dahsyat saja. Kenapa penjajahan berabad-abad itu, kita seperti "keenakan" dijajah?
Sementara kami masih di sudut kota dan pelosok negeri menggeliat kelaparan. Dosa siapakah ini? Kok kami yang mendapat siksa?
Kami mulai putus harapan akan kemana kami mencari napas kebebasan dalam kekhwatiran. Adakah cahaya diantara harapan yang terabaikan?
Suriono Brandoi Siringoringo, SE.