Adalah benar bahwa kita bangsa yang berlandaskan Pancasila. Yang bangga dengan "Bhinneka Tunggal Ika" dan agama juga mengajarkan untuk tidak menghakimi orang lain karena penghakiman hanya milik Tuhan.
Kita juga dikenal dengan bangsa yang santun dan suka gotong royong. Namun fenomena pilpres 2019 telah membuka sifat, pribadi dan identitas asli kita.
Hampir tak ada yang tersembunyi lagi saat kita melibatkan diri dalam hura-hura politik. Saat kita mengatakan dukungan terhadap salah satu capres lewat sosial media.
Kita yang mungkin dulu dikenal sebagai orang yang baik, santai dan tenang, kini menjelma menjadi orang yang berapi-api membela capres pilihannya dan memburuk-burukkan lawan capresnya dengan menshare tulisan di blog/berita yang kebenaran, sumber dan keabsahannya tidak diperhatikan.
Kita yang dulu santun, kini omongannya penuh makian dan cercaan. Kita yang dulu terlihat intelek, kini malah terlihat "bodoh". Kita lantang menulis kehebatan capres pilihan dan lebih lantang lagi menguar kelemahan dan cacat capres lawannya.
Topeng kita telah terbuka.
Saat kita turut menjadi juru kampanye gratis bagi capres pilihan kita di sosial media. Saat itu juga kita telah sampai kepada tahap yang menjenuhkan dan menjijikkan. Kita menjadi manusia yang hanya mau menang sendiri.
Orang-orang yang tak sepahaman dengan kita akan segera diberangus. Kita merasa paling pintar, paling tahu cara memilih pemimpin, paling jago analisa, paling mengerti politik.
Paling cerdas argumennya, paling tidak punya dosa di masa lalu, paling bersih, paling sukses, paling benar, kita adalah orang-orang yang suka menghitung dosa orang lain, padahal kita sendiri paling getol berbuat dosa.
Kita adalah orang-orang munafik yang selalu mencari kambing hitam tanpa pernah mau bercermin kesalahan diri sendiri.
Bersyukurlah kepada capres-capres kita karena lewat mereka, kita bisa melihat watak asli sahabat, teman sekampus, dosen, teman sekantor, teman sosial media, teman kos, teman sepermainan, teman seibadah dan lain.
Topeng kita telah terbuka semua. Mari mensyukuri hikmat yang kita raih dari pagelaran pemilu yang baru saja berlalu.
Oleh: Suriono Brandoi Siringoringo/SUARA TOBA.