Mengurai Sebagian Rindu -->
Jum'at, 11 April 2025

Mengurai Sebagian Rindu

Suriono Brandoi
Kamis, 02 April 2020
Ilustrasi.(nalar).
Oleh: Suriono Brandoi Siringoringo
Sepi terbunuh di kaki senja kala waktu tak mengijinkanku bersamamu Dinda. Lalu ku coba menitipkan sebaris rindu yang tertulis dalam tiap bait puisi pada sang senja yang sedang dipeluk erat lontaran halilintar bertubi diujung garis cakrawala pun jutaan air mata langit yang berlomba menghujam bumi.

Sendirian itu dingin, terasa ganjil tak bertuan. Namun aku pun tahu bahwa getaran rindu yang ku bisikan kan tertahan di ranting-ranting dahan, lalu berjatuhan dibalik hijau kelabu perbukitan. Tak pernah sampai kepadamu.
Aku juga mengerti bahwa ini tak berarti, mestinya aku tidak perlu menuliskan kata-kata ini. Tidak semestinya ini terus menggangguku, aku yang terlalu serius, menjadi sangat serius.

Karena ku paham bahwa hatimu tlah tereduksi dalam temporal, persisi dan perfeksi kejelasannya terangkum dalam diam.
Namun entah kenapa kau menjelma mengelilingi halusinasi.

Melukis berjuta mimpi beragam warna. Menjaring mimpi hanya untuk kita berdua arungi samudera dengan seribu langkah untuk generasi yang akan kita teruskan nanti.

Akh.. sayangnya itu hanya khayalan dinda, karena kini aku sedang menggigil membiru begitu beku dan membatu karena ketidakmampuan memukul tembok-tembok ego kita yang menjadi penghalang.

Aku hanya mampu mengibas awan-awan yg bergelantungan di bibir langit yang berubah kelabu. Karena kini maya dan nyata setipis detak nadi yang mengunci setiap sendi senandung bisu sendu.

SUARA TOBA.