Ketua KMM Drs Tumbur Naibaho MM AAAIJ FSAI. |
Bekasi(ST)
Satu tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan memukul daya beli masyakarat. Akibatnya, perekonomian mengalami kontraksi dan dunia usaha melambat. Untuk memulihkan kondisi tersebut, Pemerintah telah meluncurkan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), dengan melibatkan peran koperasi.
KSP Makmur Mandiri atau KMM berkontribusi dalam mendukung pemulihan ekonomi dengan membangkitkan usaha anggotanya melalui Pinjaman Modal Usaha Mandiri (Muri) yang diluncurkan pada 1 Juni 2020.
Sumber dana Muri berasal dari pinjaman modal kerja Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM yang masuk dalam program stimulus perekonomian. “Pinjaman Muri untuk memberikan tambahan modal usaha bagi anggota terutama yang terdampak pandemi,” ungkap Ketua KMM, Drs Tumbur Naibaho MM AAAIJ FSAI, Jumat, 2 April 2021.
Sampai saat ini, KMM telah menerima dana modal kerja dari LPDB sebesar Rp100 miliar dan sudah tersalurkan sebesar Rp98 miliar untuk 23.930 anggota.
Untuk diketahui, Pinjaman Muri dirancang khusus untuk para anggota KMM pelaku UMKM yang membutuhkan tambahan modal usaha. Menariknya, suku bunga pinjaman yang dibebankan kepada peminjam sangat kompetitif yaitu sebesar 1,2% perbulan. Ini jauh dibawah rata-rata pinjaman komersial yang umumnya diatas 2% perbulan.
Stop penipuan mengatasnamakan KMM. |
KMM Berkontribusi Bangkitkan Usaha Anggota
Rendahnya suku bunga Pinjaman Muri tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi anggota untuk mengajukan tambahan modal usaha. Ini terbukti dari jumlah anggota peminjam yang terus meningkat.
Melihat antusiasme anggota yang besar, kata Tumbur Naibaho, KMM kembali mendapatkan tambahan modal kerja dari LPDB sebesar Rp50 miliar yang rencananya akan cair pada April ini.
Sama seperti sebelumnya, dana ini seluruhnya akan disalurkan untuk anggota yang memiliki usaha produktif. “Kita akan terus perkuat permodalan usaha anggota agar cepat pulih di kala pandemi,” ujar Suami Jusniar Simbolon itu.
Bahkan, jika nantinya dana LPDB sudah seluruhnya tersalurkan, KMM bertekad untuk melanjutkan Pinjaman Muri ini dengan mengandalkan modal dari anggota. Ini merupakan bukti dari komitmen Koperasi yang kini tersebar di 21 provinsi dengan 150 kantor cabang untuk membantu sesama.
Selama ini anggota KMM banyak yang memiliki usaha produktif seperti usaha dagang sembako baik di rumah maupun di pasar, berjualan sayur, buah, kue atau pun toko kelontong.
Selain itu ada juga yang memiliki usaha jual bensin eceran, tambal ban/bengkel sepeda/bengkel sepeda motor, usaha kuliner/rumah makan, warkop, barbershop, salon, usaha dagang stationery (alat tulis kantor) dan sejumlah usaha lainnya.
“Pinjaman Muri hadir sebagai wujud KMM ikut mengambil peran dalam membantu memulihkan kondisi ekonomi maupun usaha para anggota di 150 kantor cabang yang tersebar di 21 propinsi, yang mengalami kesulitan modal usaha akibat dampak pandemi Covid-19,” tambah Putra 12 Bersaudara tersebut.
Untuk mendapatkan pinjaman Muri, ada sejumlah persyaratan yang perlu dipenuhi anggota selain memiliki usaha. Persyaratan tersebut antara lain sudah menjadi anggota KMM dan bersedia menabung rutin setiap minggu. Adapun besaran pinjaman yang bisa diajukan mulai dari Rp2 juta sampai Rp20 juta.
Jangka waktu pengembalian Pinjaman Muri berkisar 6 bulan sampai 24 bulan. Namun khusus anggota yang pinjaman sebelumnya sudah lunas dan angsuran lancar, diberi kesempatan mendapatkan pinjaman yang lebih besar hingga mencapai sebesar Rp50 juta.
Pinjaman MURI KMM. |
KMM Koperasi Terpercaya
Tumbur manambahkan, selain menggenjot Pinjaman Muri, KMM juga meningkatkan pinjaman untuk karyawan yang selama ini menjadi bisnis intinya. Suku bunga pinjaman untuk segmen pekerja pun cukup rendah di level 2,4% perbulan.
“Kami juga tetap menyalurkan pinjaman untuk kelompok pekerja yang selama ini menjadi pangsa pasar terbesar kredit KMM,” ungkap Drs Tumbur Naibaho MM AAAIJ FSAI.
Ketua KMM mengakui, meski berangsur pulih, namun kondisinya belum sebaik seperti sebelum pandemi. Ia berharap ke depan kondisi perekonomian akan cepat pulih seiring dengan percepatan program PEN dan mulai terdistribusinya vaksin Covid-19 di tengah masyarakat.
Upaya lain yang dilakukan KMM untuk menjaga pertumbuhan usaha yang berkelanjutan adalah menurunkan suku bunga Simpanan Sukarela untuk menekan biaya dana. Saat ini suku bunganya mencapai 8%.
Menariknya, meski diturunkan namun anggota tetap loyal terhadap koperasi yang dibuktikan tidak adanya penarikan dana secara besar-besaran. Justru, jumlah anggota penyimpan mengalami peningkatan. “Bertambahnya anggota penyimpan dana menandakan KMM merupakan koperasi yang bisa dipercaya,” ujar Tumbur.
Kepercayaan masyarakat yang meningkat ditandai dengan bertambahnya jumlah anggota koperasi yang kini berusia 12 tahun itu. Terdapat peningkatan jumlah anggota sebanyak 28%, atau 14.895 orang dari 53.122 orang di 2019 menjadi 68.017 orang pada 2020.
Selain itu, KMM pun telah meraih beragam prestasi di tingkat nasional. Seperti diketahui KMM dinobatkan sebagai Koperasi Berprestasi 2018 dan dianugerahi Bhakti Koperasi oleh Pemerintah. KMM juga mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas rekor Koperasi Simpan Pinjam Pertama yang RAT melalui Video Conference.
Melalui layanan yang berkualitas kinerja KMM membanggakan meski di tengah tekanan pandemi. Sepanjang 2020, total aset KMM mencapai Rp700,7 miliar, tumbuh sebesar 39,7% dibanding 2019 senilai Rp501,5 miliar. Omzet atau volume usaha meningkat 7,9% atau Rp49,3 miliar dari Rp623,5 miliar di 2019 menjadi Rp672,8 miliar pada 2020.
Ke depan, Tumbur meyakini dukungan anggota terhadap usaha KMM akan terus meningkat seiring dengan inovasi yang dikembangkan seperti digitalisasi layanan melalui Makmur Mandiri Mobile.
"Kami berharap anggota terus mendukung usaha koperasi agar bisa bersama-sama mengatasi kesulitan akibat pandemi ini. KMM akan melanjutkan Pinjaman Muri untuk membantu penambahan modal usaha anggota,” pungkasnya.(red/MP).