![]() |
Shaun Evans, wasit kontroversial yang memimpin pertandingan Indonesia vs UEA.(IndoSport). |
Samosir(ST)
Bermain bagus, kuasai lapangan ditengah kondisi ketidakjelian wasit melihat pelanggaran yang justru seringkali menguntungkan Uni Emirat Arab (UEA) lewat keputusan kontroversialnya, namun timnas U-23 Indonesia menunjukkan kelasnya di pertandingan babak 16 Asian Games 2018.
Jalannya pertandingan, Timnas Indonesia harus tertinggal 0-1 di menit awal dari UEA atas keputusan kontroversial Shaun Evans yang memimpin pertandingan dengan menghadiahi pinalti kepada UEA.
Namun berkat permainan indah yang diperagakan, di menit awal babak kedua U-23 mampu menyamakan kedudukan lewat umpan silang Saddil Ramdhani yang sukses diterima Beto dengan menyarangkan bola tersebut ke gawang UEA
Posisi imbang 1-1, lagi-lagi wasit asal Australia tersebut kembali membuat keputusan kontroversial dengan menghadiahi UEA pinalti. Sehingga lawan kembali unggul 1-2.
Meski tersakiti wasit, dengan sabar timnas Indonesia melanjutkan sisa pertandingan babak kedua. Dan akhirnya gol yang ditunggu-tunggu tercipta pada menit ketiga injuri time oleh sepakan Lilipaly.
Dan lagi-lagi aktor di balik gol ini adalah Saddil Ramdhani. Ia memberikan umpan silang yang terukur ke Stefano Lilipaly yang sukses disapu ke gawang UEA. Yang membuat kiper lawan tak berkutik atas gol tersebut.
Dengan kedudukan 2-2, pertandingan pun dilanjutkan lewat perpanjangan waktu.
Namun berkat permainan indah yang diperagakan, di menit awal babak kedua U-23 mampu menyamakan kedudukan lewat umpan silang Saddil Ramdhani yang sukses diterima Beto dengan menyarangkan bola tersebut ke gawang UEA
Posisi imbang 1-1, lagi-lagi wasit asal Australia tersebut kembali membuat keputusan kontroversial dengan menghadiahi UEA pinalti. Sehingga lawan kembali unggul 1-2.
Meski tersakiti wasit, dengan sabar timnas Indonesia melanjutkan sisa pertandingan babak kedua. Dan akhirnya gol yang ditunggu-tunggu tercipta pada menit ketiga injuri time oleh sepakan Lilipaly.
Dan lagi-lagi aktor di balik gol ini adalah Saddil Ramdhani. Ia memberikan umpan silang yang terukur ke Stefano Lilipaly yang sukses disapu ke gawang UEA. Yang membuat kiper lawan tak berkutik atas gol tersebut.
Dengan kedudukan 2-2, pertandingan pun dilanjutkan lewat perpanjangan waktu.
Pada perpanjangan waktu, Indonesia kembali menguasai jalannya pertandingan dan semakin gencar melancarkan serangan ke gawang lawan yang memaksa semua pemain UEA turun membantu pertahanan.
Sayangnya, akibat rapatnya pertahanan UEA, penguasaan lapangan tersebut tidak mampu dimanfaatkan U-23 Indonesia untuk menciptakan gol kemenangan.
Hingga peluit panjang dibunyikan pertanda pertandingan perpanjangan waktu 2x15 berakhir, skor tetap bertahan 2-2. Yang membuat pemenang harus ditentukan lewat drama adu pinalti.
Sayangnya, akibat rapatnya pertahanan UEA, penguasaan lapangan tersebut tidak mampu dimanfaatkan U-23 Indonesia untuk menciptakan gol kemenangan.
Hingga peluit panjang dibunyikan pertanda pertandingan perpanjangan waktu 2x15 berakhir, skor tetap bertahan 2-2. Yang membuat pemenang harus ditentukan lewat drama adu pinalti.
Di laga adu pinalti, dewi fortuna belum berpihak kepada Indonesia. Dua dari tiga Algojo Indonesia melakukan kesalahan dengan hanya 3 yang mampu menghasilkan gol. Dua algojo gagal karena tendangannya meleset dari gawang dan satu tendangan lagi mampu ditangkap kiper UEA.
Di sisi lain, kiper Timnas Indonesia juga kurang memiliki kemampuan dalam membaca tendangan pinalti. Secara keseluruhan diwaktu normal 90 menit dan adu pinalti, 7 tendangan UEA diarahkan ke tiang kanan gawang sementara kiper Indonesia melompat ke tiang kiri gawang. Sehingga UEA memenangi laga dengan skor akhir 6-5.
Atas hasil ini, langkah Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018 pun harus terhenti di babak 16 besar.
Sementara itu, Pelatih timnas Indonesia, Luis Milla saat konferensi pers mengungkapkan kekecewaannya atas kinerja wasit asal Australia, Shaun Evans yang memimpin pertandingan tersebut yakni.
Luis mengkritik keras dan meminta mantan wasit Liga 1 2017 itu untuk di evaluasi bahkan diberhentikan.
![]() |
Timnas U-23 Indonesia. |
"Kami malam ini bermain melawan wasit dari UAE. Dia memberi 2 kali pinalti dan seharusnya ada 1 kartu merah. Kita tuan rumah kok tapi begini?," ucap Milla.
"Wasit tidak punya level dan dia tidak punya hati. Dia tidak melihat perjuangan pemain yang masih muda yang masih punya harapan panjang. Dan menurut saya dia tidak bisa melanjutkan perannya di Asian Games ini. Dia tidak punya kelas untuk jadi wasit!" lanjutnya tegas.
Luis Milla menyebutkan Garuda Muda bermain mendominasi dan tidak merelakan timnya harus gugur dengan cara yang tidak sportif.
"Bisa dibayangkan bagaimana perasaan kami disini. Saya terbawa emosi tadi. Anak asuh saya tidak seharusnya terliminasi. Tetapi karena UEA memiliki pemain terbaik yakni wasit yang memimpin pertandingan, Shaun Evans sehingga kami kalah," lanjut Milla kecewa.
Namun apapun yang terjadi nantinya, entah Shaun Evans diberikan sanksi atau tidak oleh panitia, yang pasti dengan kekalahan ini, posisi coach Luis Milla sebagai arsitek timnas Indonesia turut terancam.
Karena sebelumnya, PSSI telah mengeluarkan ultimatum untuk mengevaluasi Luis Milla bila tidak mampu membawa Indonesia juara atau minimal masuk semifinal pada Pagelaran Asian Games 2018.
Peringatan soal itu sudah disampaikan Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, sejak jauh-jauh hari. Secara tegas ia menyebut kelangsungan karier sang mantan pemain Barcelona dan Real Madrid itu bergantung pada pencapaian Asian Games 2018.
PSSI mematok target minimal Timnas Indonesia U-23 lolos ke semifinal. Jika Evan Dimas dkk. kalah dari UEA, sudah barang tentu hal itu tak sesuai ekspektasi.
![]() |
Pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla. |
Luis Milla dikontrak mulai 20 Januari 2017 hingga 20 Januari 2019. Dengan tambahan klausal, kontrak bisa diputus di tengah jalan jika PSSI melihat prestasi Timnas Indonesia di tangan sang mentor tidak sesuai harapan.
Kinerja Luis Milla sebelumnya sudah disorot saat gagal mengantarkan Timnas Indonesia U-23 jadi jawara SEA Games 2018 Malaysia. Tim Garuda Muda hanya menduduki posisi tiga besar.
Sempat mencuat isu kalau Milla bakal dipecat seiring kegagalan itu. Namun, PSSI memutuskan kembali memberi kesempatan kepada sang pelatih.
Pertimbangannya, sekalipun gagal meraih medali emas, Luis Milla dianggap sukses menyajikan permainan sepak bola indah di Timnas Indonesia U-22. Hansamu Yama cs. disebut-sebut sebagai juara tanpa mahkota.
Tapi tentu saja toleransi hanya sekali saja dilakukan PSSI. Di era kepemimpinan Edy Rahmayadi, PSSI dikenal tangan besi dalam urusan memvonis kinerja pelatih timnas.
Tengok saja Alfred Riedl, yang tetap diberhentikan dari jabatannya sekalipun ia sukses mengantar Timnas Indonesia ke final Piala AFF 2016, dalam kondisi persiapan hanya tiga bulan saja.
Di sisi lain, Indra Sjafri sempat diberhentikan dari posisi pelatih Timnas Indonesia U-19 gara-gara kekalahan memalukan dari Malaysia di fase Kualifikasi Piala AFC U-19 2018 lalu. Walau akhirnya arsitek asal Sumatra Barat itu kembali diberi kesempatan menukangi Tim Garuda Nusantara.
Gertakan yang dilontarkan Edy Rahmayadi jelang Asian Games 2018 bisa jadi membuat Luis Milla tak bisa tenang. "Kami akan cari pelatih baru jika memang hasil Asian Games melupakan. Ngapain kita pakai pelatih yang gagal mewujudkan target," ujar Edy, Gubernur Sumatera Utara yang terpilih tersebut.
Atas ultimatum PSSI ini, apakah yang akan terjadi terhadap Luis Milla? Akankah dia dipecat? Jika dipecat, lantas siapakah penggantinya yang akan mengemban tugas menukangi Timnas Indonesia di Piala AFF 2018 yang digelar mulai November nanti?
SUARA TOBA/SBS.