![]() |
Para praktisi pariwisata saat mengikuti acara yang digelar Pemkab Samosir. |
Samosir(ST)
Charles Malau, salah satu pegiat seni dan budaya Kabupaten Samosir meminta agar pemerintah kabupaten agar dibentuk dewan kesenian untuk mengkoordinir aspirasi para pegiat seni dan budaya.
"Kami mengusulkan agar di Samosir dibentuk dewan kesenian dan diberikan insentif kepada pegiat seni dan budaya,” usul Charles Malau pada acara pertemuan pemkab setempat dengan para praktisi pariwisata, Rabu, 6/11.
Menurut pengalamannya berwisata ke Bali, dia juga berharap agar di Samosir dibangun gedung kesenian, panggung apresiasi, dan motif ornamen Batak di setiap objek wisata sebagai penanda khas dari Samosir.
Adapun kegiatan yang digelar di Aula Kantor Bupati Samosir ini guna menampung usulan-usulan untuk Pariwisata Samosir yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Pertemuan ini menghadirkan para pihak dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Perhimpunan Pengusaha Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI), Pegiat Seni dan Budaya (PSB), pimpinan SKPD terkait.
Pada kesempatan ini, HPI menyampaikan beberapa usulan yaitu pengadaan petunjuk arah wisata; diikutsertakan dalam kegiatan kepariwisataan nasional dan internasional; lomba Sapta Pesona; pelatihan khusus bagi pelaku wisata; penghijauan objek wisata; pembangunan fasilitas umum.
Pengadaan papan himbauan; pembangunan fasilitas umum, studi tiru ke beberapa daerah yang berhasil dalam pariwisata; peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata; dan rekrutmen anggota HPI.
Disamping itu, PHRI juga mengusulkan agar diadakan pembenahan karyawan di hotel, pakaian seragam karyawan, studi banding, sertifikasi pelaku wisata, dan reaktivasi Ulu Balang Pariwisata seperti yang sudah pernah dibentuk sebelumnya.
Paul Silalahi dari SPSI, mengusulkan pemberdayaan masyarakat lokal berbasis potensi lokal yaitu Laskar Muda Batak yang akan menyiapkan tenaga kerja di bidang pariwisata yang profesional.
“Dalam pariwisata Samosir, kita jangan penonton tetapi menjadi pelaku wisata yang profesional,” harapnya.
Sementara itu, Ningar Sinaga, Sekretaris Dinas Nakerkoperindag mengusulkan pemberdayaan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam menyediakan produk-produk lokal, pemasaran produk lokal, penataan stand promosi/galeri.
Tambahan, dari pengelola Balai Latihan Kerja (BLK), Robert Simanjuntak, juga mengusulkan paket pelatihan bagi pelaku wisata, Training of Trainers, keterampilan pengolahan kopi.
Dia mengungkapkan optimismenya jika paket peningkatan kompetensi ini diwujudkan akan membawa dampak besar bagi kompetensi pelaku wisata di Samosir.
Kepala Bappeda Samosir, Rudi Siahaan menjelaskan bahwa pertemuan ini adalah untuk mengumpulkan usulan-usulan yang sesuai dengan kebutuhan praktis lapangan untuk ITMP.
“Dari empat lokasi yang masuk Key Tourism Area (KTA), Samosir mendapat dua lokasi yaitu Simanindo dan Pangururan di samping Parapat dan Balige,” paparnya kepada peserta pertemuan tersebut.
Oleh karena itu, dia mengharapkan usulan-usulan praktis dan nyata dari peserta untuk penyusunan master plan tersebut dan akan dipaparkan kepada tim pusat Kawasan Pariwisata Strategis Nasional (KSPN) mulai dari kerangka konseptual, strategi, teknis, dan penganggarannya.
SUARA TOBA/SBS.
Paul Silalahi dari SPSI, mengusulkan pemberdayaan masyarakat lokal berbasis potensi lokal yaitu Laskar Muda Batak yang akan menyiapkan tenaga kerja di bidang pariwisata yang profesional.
“Dalam pariwisata Samosir, kita jangan penonton tetapi menjadi pelaku wisata yang profesional,” harapnya.
Sementara itu, Ningar Sinaga, Sekretaris Dinas Nakerkoperindag mengusulkan pemberdayaan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam menyediakan produk-produk lokal, pemasaran produk lokal, penataan stand promosi/galeri.
Tambahan, dari pengelola Balai Latihan Kerja (BLK), Robert Simanjuntak, juga mengusulkan paket pelatihan bagi pelaku wisata, Training of Trainers, keterampilan pengolahan kopi.
Dia mengungkapkan optimismenya jika paket peningkatan kompetensi ini diwujudkan akan membawa dampak besar bagi kompetensi pelaku wisata di Samosir.
Kepala Bappeda Samosir, Rudi Siahaan menjelaskan bahwa pertemuan ini adalah untuk mengumpulkan usulan-usulan yang sesuai dengan kebutuhan praktis lapangan untuk ITMP.
“Dari empat lokasi yang masuk Key Tourism Area (KTA), Samosir mendapat dua lokasi yaitu Simanindo dan Pangururan di samping Parapat dan Balige,” paparnya kepada peserta pertemuan tersebut.
Oleh karena itu, dia mengharapkan usulan-usulan praktis dan nyata dari peserta untuk penyusunan master plan tersebut dan akan dipaparkan kepada tim pusat Kawasan Pariwisata Strategis Nasional (KSPN) mulai dari kerangka konseptual, strategi, teknis, dan penganggarannya.
SUARA TOBA/SBS.