![]() |
Ilustrasi.(Hipwee). |
Oleh: Suriono Brandoi Siringoringo
Diluar masih hujan. Retas mata hujan masih bersemangat melunturkan debu-debu kecemasan yat tergurat di kening pagi.Akh, aku iri pada hujan yang saat ini telah menuntaskan rindunya pada tanah. Sedangkan aku? Aku bukan hujan, rinduku masih bertahan.
Kukira segala kerinduan akan menghilang seiring titik embun yang berjatuhan dari wajahnya dedaunan.
Aku salah...ternyata di balik dada ini masih layu diranggaskan kemarau kerinduan. Aku masih saja setia menulis tentang kamu yang menjadi gunting dalam tiap gulunganku.
Aku masih saja menjadikanmu sebagai poros pada setiap bait yang kurangkai dalam aksara kata.
Akh, gadis hujan. Serintik saja bulirmu mengenai tubuhku, maka teringat aku akan sepercik senyum yang menghanyutkanku pada kembara cinta walau kuyakin hanya akan bermuara pada kenangan.
Akh, gadis hujan, kau memang tak kenal lelah mengigilkan tubuhku pada celah kenangan. Meski telah lama aku bermandi hujan penantian tapi kau begitu pandai membuatku bertahan diguyur bayangmu.
SUARA TOBA.