Pemuda!!! Tunjukkan Kontribusimu -->

Pemuda!!! Tunjukkan Kontribusimu

Suriono Brandoi
Minggu, 28 Oktober 2018
Pemuda Adalah tiang penyangga bagi negara ini
Kita bisa lebih intelek daripada sekadar membuat jalanan macet. Kita bisa lebih cerdas ketimbang mengadu domba sesama. Kita juga bisa lebih konkrit ketimbang terkungkung pada euforia retorika belaka.
Oleh: Suriono Brandoi Siringoringo, SE
Hari ini tanggal 28 Oktober 2018 dan menurut agenda sejarah perjalanan bangsa ini, 28 Oktober merupakan hari peringatan sumpah pemuda yang digelorakkan sejak tahun 1928 lalu.

Beberapa tahun sebelum para pemuda Indonesia menyuarakan sumpahnya, pada 110 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 20 Mei 1908, berdirilah Organisasi Boedi Oetomo, yang dikemudian dikenang sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Saat itu bangkitlah suatu semangat persatuan dan kesatuan atau nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan tumbuhnya negara Indonesia yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan belanda 350 tahun di tanah air Indonesia.

Organisasi Boedi Oetomo pada saat itu, merupakan perkumpulan kaum muda yang cerdas dan peduli terhadap nasib bangsa, Satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa merupakan seruan, cita-cita dan komitmen yang dicetuskan oleh pemuda Indonesia pada sumpah pemuda, sesudah berdirinya Budi Utomo.

Sumpah pemuda ini kemudian menjadi dasar dan semangat baru bagi semangat perjuangan memerdekakan diri.

Ada begitu banyak kisah heroik yang menghiasi jejak pergerakan perjuangan kaum muda pra-kemerdekaan untuk memerdekakan bangsa Indonesia. Kala itu Pemuda bangkit dan rela menaruhkan nyawanya demi satu tujuan yaitu memerdekakan bangsa ini.

Yang pada akhirnya perjuangan yang panjang itu, mencapai puncaknya pada kemerdekaan bangsa yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Cukupkah kita hanya mengenang?
Lantas sebagai pemuda yang hidup di zaman sekarang, cukupkah kita hanya mengenangnya? sumpah pemuda itu artinya apa? Sedangkal inikah kita memaknainya hanya dengan melakukan upacara bendera?.

Sejatinya peran pemuda dalam memaknai peringatan sumpah pemuda saat ini justru lebih berat lagi. Tapi sayangnya kalau kita mau jujur, dan mau mengingat kembali apa yang telah kita berikan untuk bangsa ini?

Saya kira nonsense atau omong kosong atau jarang bahkan bisa dikatakan tidak ada sama sekali jerih payah atau usaha kita untuk menyumbangkan sesuatu untuk negeri kita yang semakin rapuh ini.

Sudah langka sekali kita membuat bangga bangsa ini dengan sesuatu yang bersifat mencengangkan dunia dengan hal-hal yang positif. Malah makin kesini kita justru hanya mampu merusak tatanan yang telah diperjuangkan dan dibentuk oleh para pejuang kemerdekaan kita.

Sebagai pemuda harapan bangsa sudah semestinya kita jangan hanya sekadar memperingati hari sumpah pemuda dan lalu melupakannya begitu saja. Jangan sampai peringatan ini hanya menjadi sekadar upacara seremonial saja.

Jangan sampai juga hanya sekadar menjadi sejarah masa lampau yang hanya bisa diingat sebagai sebuah sejarah, tanpa pernah bisa dimaknai sebagai sebuah pengingat dan penabuh semangat bagi pemuda bangsa ini.

Tunjukkan Kontribusimu
Bendera merah putih hanyalah kain berwarna merah dan, tidak lebih dan tidak kurang. Nasionalisme pada tahun 1928 adalah bangkitnya rasa senasib dan sepenanggungan atas pahit dan perihnya penjajahan.

Dan ikrar pemuda di zaman dahulu bukan hanya di mulut tapi juga dibarengi dengan aktualisasi yang harus dibayar dengan sempitnya ruang penjara dan asingnya pulau pembuangan.

Marilah kita bangun bangsa ini dengan semangat kejujuran. Mengaku salah dan tidak saling menyalahkan. Saling mengkoreksi dan saling mengisi. Melakukan tindakan nyata untuk memerangi kebodohan, ketertindasan, dan ketidakberdayaan.

Kita adalah para pemuda yang dijadikan tiang penyangga bagi negara kita, jangan kita rapuh karena hembusan angin dan terpaan badai politik yang terus menerjang dan mengadu domba kita. Mereka hanya menggunakan kita sebagai alat untuk memenuhi nafsu keinginan dan keserakahan mereka.

Jangan sekadar beretorika dan berteriak di jalanan. Tetapi hendaknya bisa memberikan sebuah kontribusi yang konkrit demi semakin membaiknya kondisi negeri ini.

Kita tidak bisa lagi mengharapkan para pemimpin bangsa yang lebih mementingkan citra dan kekuasaan. Kita tidak bisa lagi berharap kepada orang-orang bersih di negeri ini karena mereka telah diusir secara halus dari negeri ini.

Bangkitlah pemuda, ingatlah Indonesia pernah ditakuti di dunia, karena apa? Karena Indonesia adalah negara yang besar dan rasa persatuan yang kuat pada masyarakatnya yang tidak bisa digoyahkan.

Untuk itu mari bangkitkan kembali rasa persatuan diantara kita, hilangkan perpecahan, tawuran dan anarkis. Inilah saatnya bagi kita para pemuda untuk bisa menunjukkan bahwa kita bisa lebih baik dari sekadar melakukan demonstrasi.

Kita bisa lebih intelek daripada sekadar membuat jalanan macet. Kita bisa lebih cerdas ketimbang mengadu domba sesama. Kita juga bisa lebih konkrit ketimbang terkungkung pada euforia retorika belaka. Selamat Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2018.

SUARA TOBA.