![]() |
Ilustrasi.(penadiri.com). |
Suriono Brandoi Siringoringo
Suatu masa aku berjalan mengejar impianku, mengarah ke barat. Jalan itu bermula di hutan dan berujung di kota keberhasilan.
Tasku penuh dengan pengetahuan, tapi juga beberapa kekhawatiran dan beban. Bawaanku yang paling berharga adalah impian memasuki gerbang cemerlang kota keberhasilan.
Aku sampai di sungai tak terseberangi, dan khawatir impianku telah lenyap. Tetapi aku menemukan sebuah karang tajam, memotong sebatang pohon, menciptakan sebuah jembatan yang lalu ku seberangi.
Tiba-tiba hujan mulai turun, dan aku begitu dingin, menggigil dan mulai ragu-ragu. Tapi aku membuat payung dari daun-daun dan menangkis semua air dingin.
Perjalananku itu ternyata lebih lama dari yang ku rencanakan, aku tak lagi punya sisa makanan. Daripada kelaparan sebelum impian tercapai, aku belajar memancing.
Aku lelah sekali akibat jalan tanpa henti, dan aku teringat pada beban di tasku. Satu persatu beban ku buang, menambah kecepatan lagi. Tinggal kekhawatiran yang menghalangiku.
Akhirnya tujuan tercapai. Di kejauhan aku telah melihat kota keberhasilan, hanya di seberang sekumpulan pohon.
Dalam batinku berkata: Seluruh dunia akan iri dengan keberhasilanku. Dan Aku pun tiba di kota, tetapi gerbangnya terkunci.
Penjaga gerbang mengernyitkan kening dan mendesis. "Kau telah menyia-nyiakan waktumu. Aku tidak bisa mengizinkanmu masuk. Namamu tidak ada dalam daftarku.
Aku berteriak dan menjerit, mengguncang-guncang dan menendang-nendang, merasa hidupku baru saja berakhir.
Untuk pertama kalinya sepanjang hidup, ku palingkan kepala, dan untuk pertama kalinya menghadap ke timur.
Aku melihat semua hal yang ku lakukan di tengah jalan, semua kendala yang telah kulewati. Aku tidak boleh masuk kota tapi itu tidak berarti aku tidak menang.
Aku sudah mengajari diri sendiri cara menyeberangi sungai, melindungi diri dari hujan. Aku belajar menjaga hatiku terbuka, sekalipun kadang-kadang membiarkan kepedihan merasuk.
Aku belajar dengan menghadap ke belakang, bahwa hidup tidak sekedar belajar bertahan hidup. Keberhasilanku ada di perjalananku, bukan di kedatanganku.
SUARA TOBA.