Komentar |
| Petani di Kecamatan Palipi sedang menggarap lahan pertaniannya. |
Goresan: Suriono Brandoi Siringoringo
Kala mentari beranjak dari peraduannya, bermodalkan cangkul bermata tajam, ayah dan ibumu menelusuri hembusan pagi yang menusuk pori-pori demi kau dan memenuhi kebutuhan makanan jutaan manusia.
Nak!!!
Meski hasil tak seberapa dan itupun masih dipermainkan para tengkulak rakus. Membeli murah dari petani, lalu menjual mahal kepada pembeli, tak apalah nak. Ayah dan ibu masih tetap semangat tuk bertani.
Nak!!!
Meski ayah dan ibumu juga harus berjudi dengan alam dan tak terprediksinya musim yang membuat gundah, tak apalah nak. Karena ayah dan ibumu hanya seorang petani yang semakin hari semakin ditinggalkan karena bukan pekerjaan yang menjanjikan.
(Kala musim penghujan tiba, petani di Kecamatan Palipi mulai menggarap tanah pertaniannya. Jasa petani begitu besar. Ketika manusia berlomba-lomba meninggalkan pekerjaan bertani, dan tidak memperhatikan kesejahteraan petani, mau makan apa kita nanti?)
SUARA TOBA.