Puluhan Ton Ikan Mati Mendadak di Samosir -->

Puluhan Ton Ikan Mati Mendadak di Samosir

Suriono Brandoi
Rabu, 22 Agustus 2018
Ikan-ikan yang mengapung di tepi perairan Pintu Sona, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir.
Samosir(ST)
Puluhan ton ikan mujahir, nila dan ikan mas yang merupakan budidaya Keramba Jala Apung (KJA) milik puluhan peternak ikan di perairan Danau Toba, tepatnya di lingkungan I Kelurahan Pintu Sona, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, mati mendadak.

Menurut penuturan salah satu peternak ikan yang ditemui SUARA TOBA di lokasi, Nai Dikki Boru Malau mengatakan bahwa kejadian ikan mati mendadak tersebut baru hari ini terjadi.

"Senin lalu saat saya ngasih makan, ikan-ikan itu masih sehat semua. Namun Selasa pagi kemarin, saya mendapati pakan ikan (berupa pelet apung) yang saya berikan kemarin justru mengapung kembali dengan kata lain dimuntahkan ikan-ikan tersebut," kata Nai Dikki Boru Malau.

Memang, katanya, sering terjadi ikan memuntahkan kembali pakan yang sudah dimakan namun belum pernah menyebabkan ikan-ikan tersebut mati. Sehingga ia tidak begitu mengkhawatirkan kejadian tersebut.
Ikan-ikan milik salah satu peternak ikan keramba apung yang mengapung di permukaan danau.
Namun, tadi pagi, Rabu, 22 Agustus 2018, sekitar pukul 07.00 Wib saat hendak memberi makan ikan-ikannya, ia pun terkejut mendapati ikan yang ada di dalam jala keramba apungnya tidak kelihatan. Atas hal itu, ia pun memeriksanya dan melihat ikan-ikan tersebut telah mati dan sebagian lagi masih kondisi lemas dan sekarat di dasar jala.

Tidak hanya ikan peliharaannya, di keramba para peternak ikan lainnya juga turut mengalami hal yang sama. Lantas mereka pun mencoba menormalkan kondisi air di lokasi keramba apung masing-masing dengan cara blower (memompa air) tersebut namun hal itu sia-sia karena beberapa jam kemudian ikan-ikan itu sudah mati dan mengapung ke permukaan danau.

"Kami menduga hal tersebut terjadi karena kondisi air Danau Toba yang beberapa hari terakhir ini kotor dan keruh, berwarna kecoklatan," kata Nai Dikki Malau.

Sementara itu, Sekretaris Pertanian Kabupaten, Jhunellis Sinaga, merangkap Kabid Peternakan yang turun ke lapangan bersama Kadis Lingkungan Hidup, Sudion Tamba dan Camat Pangururan, Dumosch Pandiangan, mengatakan bahwa kondisi itu diduga akibat fenomena upwelling (fenomena air yang lebih dingin dan bermassa jenis lebih besar dari dasar laut bergerak ke permukaan akibat pergerakan angin di atasnya), sebagai dampak cuaca ekstrem, kemarau dan angin kencang sejak beberapa hari terakhir.
"Kejadian ini sama seperti yang terjadi dua tahun lalu di Desa Tanjung Bunga. Terjadinya perubahan cuaca itu mengakibatkan limbah pakan, kotoran ikan dan sampah di dasar danau yang selama ini mengendap bermunculan ke atas (upwelling). Fenomena itu membuat ikan keracunan karena kekurangan oksigen," kata Jhunellis Sinaga.

Namun, dikatakannya, untuk mengetahui lebih lanjut penyebabnya, akan dilakukan uji laboratorium. "Kita akan membawa beberapa sampel ikan yang mati untuk uji laboratorium ke Dinas Perikanan Provinsi Sumatera Utara agar diketahui penyebabnya," katanya.

Begitu hal dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir juga akan melakukan uji laboratorium terkait air Danau Toba yang diduga masyarakat salah satu penyebab matinya ikan-ikan tersebut.

"Sebenarnya, terjadinya kematian massal pada ikan tersebut merupakan 'peringatan' bahwa di wilayah dan perairan sekitar Pintusona ini telah terjadi tekanan atau penurunan kualitas lingkungan," kata Kadis Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir, Sudion Tamba
Sekdis Pertanian, Kadis Lingkungan Hidup dan Camat Pangururan saat berbincang dengan peternak ikan KJA.
Terlebih, katanya, jarak antara keramba apung yang satu dengan yang lainnya di Pintusona ini begitu rapat yang membuat ikan-ikan tersebut kekurangan oksigen.

"Sehingga ke depan kita akan mepertegas zonasi keramba apung dan membatasi jumlah yang layak di suatu perairan tersebut agar tidak semakin mengotori Danau Toba," tuturnya.

Pantauan di lapangan, tampak ekskavator Dinas PUPR Kabupaten Samosir diturunkan untuk mengorek lokasi untuk menguburkan bangkai ikan-ikan tersebut. Juga kapal motor beserta staf Dinas Lingkungan Hidup diturunkan untuk membantu para peternak keramba apung mengumpulkan ikan yang mati untuk dikuburkan, Rabu, 22 Agustus 2018.
Para peternak ikan dibantu staf Dinas Lingkungan Hidup saat mengangkut bangkai ikan untuk dikubur.
Akibat kejadian tersebut, ditaksir kerugian yang dialami para peternak budidaya ikan itu mencapai ratusan rupiah.

SUARA TOBA/SBS.